Rutin melakukan journaling
Sederhananya, journaling menjadi aktivitas untuk menuliskan perasaan, pikiran, pengalaman, atau refleksi diri secara berkala. Di mana aktivitas tersebut dapat membantu kita untuk menguraikan beragam isi kepala. Sehingga kita mampu menemukan akar persoalan, perasaan-perasaan terdalam, bahkan alternatif solusi yang seharusnya dilakukan.
Menerapkan journaling secara rutin akan membantu kita tetap waras dalam menjalani hidup yang penuh kerumitan. Metode journaling berdampak positif untuk menjernihkan pikiran serta mengelola emosi guna menjaga kesehatan mental. Dengan begitu, kita akan mudah dalam mendapatkan ketenangan batin.
Perjalanan menjadi dewasa memang dipenuhi oleh persoalan hidup yang lebih menantang sehingga sudah semestinya kita membentengi diri dengan ketenangan. Hal demikian dapat membantu kita untuk tidak gegabah dalam menentukan setiap pilihan maupun tindakan. Pasalnya, dewasa menjadi momen krusial yang berperan penting dalam menciptakan masa depan kita.
Baca Juga: 5 Kebiasaan yang Diam-Diam Dapat Menghambat Kebahagiaanmu, Apa Saja?
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Kamu sering kali merasa terlalu dipicu oleh suara-suara kecil yang ada di kepalamu? Mungkin amu merasa harus melakukan sesuatu karena alasan tertentu. Suara itu juga membuat kamu merasa harus melakukan sesuatu karena tunturan aturan dalam diri yang padahal belum sepenuhnya benar. Yup, kondisi itu disebut dengan inner critic. Kritik batin ini bisa menjelma serupa patriarki yang tidak hanya hidup di sekitar kamu, tetapi juga di dalam diri.
Kekuatan batin ini terjalin di dalam pikiran kamu selama bertahun-tahun. Dibentuk dari ekspektasi eksternal, inner critic bisa tanpa henti mempertanyakan nilai, kemampuan, dan impian kamu. Pada akhirnya, inner critic dan menginternalisasi setiap "keharusan" hingga "kewajiban" yang dipaksakan masyarakat, membuat kamu merasa bahwa diri tidak akan bisa memenuhi standar. Jika tidak ditangani, inner critic tanpa sadar dapat menghambatmu berkembang, lalu bagaimana cara menghadapinya?
Baca Juga: 5 Hal yang Harus Kamu Pahami saat Self-Critic Muncul, Kurangi, yuk!
Kenali pola inner-critic saat muncul
Inner critic tidaklah terbentuk begitu saja, biasanya ini dibentuk oleh pengalaman masa kecil, ekspektasi masyarakat, serta pesan yang kamu serap dari waktu ke waktu. Inner critic tumbuh dari semua yang telah kamu lihat, dengar, dan alami, hingga menciptakan suara berisik di dalam kepalamu, dari kumpulan masa lalu yang memaksamu untuk memenuhi standar yang mustahil. Inner critic biasanya juga memunculkan perasaan perbandingan.
Inner critic membuat kamu memiliki kebiasaan membandingkan orang lain dengan diri sendiri karena tidak sesuai denga standar, kemudian memicun rasa insecure dan rendah diri. Inner critic juga bisa muncul dari kebiasaan perfeksionisme, mendorong kamu untuk terus-menerus maju demi cita-cita yang sebenarnya mustahil tercapai. Maka langkah yang harus kamu lakukan, kecilkan volume kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain.
Saat kamu mendapati diri sedang dalam mode membandingkan diri sendiri, cobalah untuk kembali fokus pada jalan dan kemajuan diri kamu sendiri. Ingatkan diri kamu sendiri jika perjalan hidup itu unik, dan nilai diri kamu tidak ditentukan oleh posisi orang lain dalam hidup mereka. Mengenali pola-pola tersebut adalah kunci untuk melepaskan diri dari cengkeraman kritikus batin terhadap diri sendiri.
Konsultasikan dengan Profesional
Jika kepala berisik terus berlanjut meskipun Anda telah mencoba berbagai cara untuk mengatasinya, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Suara bising di kepala bisa menjadi tanda adanya masalah medis yang lebih serius, seperti tinnitus atau gangguan pendengaran. Kondisi-kondisi ini memerlukan penanganan khusus, dan diagnosis yang tepat dari seorang ahli dapat membantu Anda memahami penyebabnya. Dengan mendapatkan perawatan yang sesuai, Anda bisa mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup Anda, sehingga bisa kembali beraktivitas dengan nyaman.
Menghadapi kepala berisik memang bisa menjadi tantangan, tetapi ada berbagai cara untuk menenangkan pikiran dan meredakan gejala tersebut. Dengan mengenali penyebabnya, melakukan teknik relaksasi, berolahraga, serta menjaga pola makan dan tidur yang sehat, Anda dapat meningkatkan kualitas hidup Anda. Jika masalah terus berlanjut, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional agar dapat mendapatkan penanganan yang tepat.
Berita Baru, Yogyakarta - Ebiiz Publisher, salah satu penerbit lokal di Indonesia, Lewat akun Instagram resminya, @ebizpublisher secara resmi mengumumkan peluncuran novel nonfiksi yang berisi kompilasi puisi terbaru yang berjudul "Isi Kepalaku Berisik".
Novel tersebut merupakan karya pertama dari penulis muda berbakat asal Pabedilan, Cirebon. Rizki Oktavian yang akrab disapa dengan sebutan Otan, pada Senin (12/06/2023). Otan sendiri sering membagikan tulisan-tulisannya lewat akun instagram pribadinya, ia juga merupakan kontributor B erita Baru Yogyakarta . Selain itu Otan adalah seorang mahasiswa jurusan psikologi di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST), Yogyakarta.
"Isi Kepalaku Berisik" adalah kompilasi puisi, narasi hingga pemaknaan perasaan manusia akan arti mimpi, patah dan jatuh cinta. Novel ini menawarkan pengalaman penulis yang terinspirasi dari lagu-lagu metal core dan grunge, momen rindu dan jatuh cinta seperti dalam bab dua belas bulan dimana penulis menulis runtutan waktunya untuk menceritakan seseorang dalam puisi.
Otan, merupakan penulis yang memiliki bakat menarik perhatian pembaca dengan tulisan-tulisannya yang tidak berat dan ringan untuk dinikmati, ia juga menyampaikan terima kasihnya kepada Ebiz Publisher atas dukungan dan kesempatan untuk menerbitkan karyanya. Ia berharap bahwa "Isi Kepalaku Berisik" dapat menginspirasi dan menarik perhatian pembaca dari berbagai kalangan.
"Isi Kepalaku Berisik" diprediksi akan menjadi salah satu karya yang akan menarik minat pembaca yang gemar dengan sastra indie, atau caption-caption kekinian (quotable) di media social yang relate. Dengan narasi yang penuh perasaan, imajinatif dan pemikiran yang mendalam, buku ini diharapkan dapat memancing perenungan dan refleksi bagi pembacanya.
Novel ini sudah tersedia di platform online penerbit ebiz publisher mulai tanggal 12 Juni 2023 kemarin. Pembaca yang ingin merasakan petualangan emosional di dalam pikiran tokoh utama dapat segera membeli dan menikmati karya Rizki Oktavian ini.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai "Isi Kepalaku Berisik" dan penulisnya, Rizki Oktavian, silakan mengunjungi situs web resmi Ebiiz Publisher. Kontak Media: Nama penerbit : Ebiz Publisher. Instagram : @ebizpublisher. Klik di sini untuk pemesanan buku.
Mengurangi penggunaan handphone secara berlebihan
Hampir semua hal dapat kita lakukan dengan menggunakan handphone. Mulai dari berkomunikasi, bertukar pesan, berbelanja, membeli makan, bahkan update dengan berita terkini dari belahan dunia manapun, dan masih banyak kegiatan lain yang bisa dilakukan melalui handphone.
Kemudahan yang ditawarkan oleh handphone tak jarang membuat banyak orang kecanduan. Hal demikian tentu tidak baik untuk jangka panjang lantaran bisa mengganggu ketenangan maupun rutinitas sehari-hari sehingga kita perlu mengurangi penggunaan handphone secara berlebihan. Hal demikian dapat membantu kita untuk menikmati kehidupan yang nyata. Pikiran dan perasaan akan terasa jauh lebih tenang.
Coba Teknik Relaksasi
Menggunakan teknik relaksasi adalah cara yang efektif untuk menenangkan kepala berisik. Beberapa metode yang bisa dicoba meliputi meditasi, pernapasan dalam, dan yoga. Meditasi dapat membantu menenangkan pikiran yang gelisah dan mengurangi kecemasan dengan cara membawa fokus ke saat ini, sementara pernapasan dalam membantu meredakan ketegangan fisik dan mental yang sering kali menyertai stres. Anda tidak perlu meluangkan waktu lama; cukup luangkan 10-15 menit setiap hari untuk berlatih teknik-teknik ini. Dengan konsistensi, Anda dapat merasakan perbedaan yang signifikan dalam tingkat ketenangan dan kenyamanan pikiran Anda.
Menginjak usia dewasa membuat setiap orang merasakan kompleksitas kehidupan yang kerap membuat takut atau gelisah. Kondisi demikian membuat seseorang sulit memiliki pikiran yang tenang. Bahkan tak jarang overthinking menjadi kebiasaan yang terus menyiksa diri sendiri. Seringnya, isi kepala terasa berisik lantaran dipenuhi oleh beragam hal. Dimulai dari persoalan masa depan, pekerjaan, finansial, beban ekspektasi, hingga kerumitan dalam hubungan asmara. Oleh karena itu, kita perlu melatih diri untuk bersikap lebih tenang dalam menghadapi fase krusial tersebut. Hal demikian dapat dimulai dengan melakukan kebiasaan seperti berikut supaya isi kepala tidak terasa berisik lagi.
Terimalah ketidaksempurnaan sebagai pertumbuhan
Perfeksionis merupakan taktik khusus yang sering kali ditargetkan dari inner critic, kebiasaan ini menciptakan standar mustahil yang membuat kamu kesulitan untuk maju. Kamu bisa mengubah perfeksionisme ini dengan merayakan kemenangan kecil dan melihat kesalahan sebagai pengalaman belajar yang berharga. Perubahan ini dapat melemahkan kebiasaan mengkritik diri sendiri dan menumbuhkan pola pikir yang berorientasi pada pertumbuhan diri.
Daripada fokus pada inner critic, kamu juga bisa mengganti kebiasaan ini dengan mempraktikkan belas kasih pada diri sendiri. Saat keraguan diri muncul, bayangkan bagaimana kamu akan mendukung teman yang mengalami situasi yang sama, dengan menguncapkan kata-kata baik pada diri sendiri. Seiring waktu, suara penuh kasih ini dapat menjadi respons yang tepat, serta memperkuat harga diri kamu.
Membebaskan diri dari suara-suara internal ini merupakan sebuah perjalanan yang layak untuk ditempuh. Dengan kesadaran diri, kasih sayang, dan berbagai cara praktis, kamu dapat mengubah inner critic dari sumber keraguan menjadi panduan yang mendukung kamu di jalan untuk menjalani hidup yang paling penuh dan sejati. Jadi, pahami jika perjalanan ini bukanlah tentang melawan diri sendiri, melain berteman dengan diri kamu yang tertahan oleh rasa takut dan membantunya menjadi sekutu batin yang kuat.
Baca Juga: Sembuhkan Inner Child dan Hindari Niat Akhiri Hidup dengan HappySelf
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
JAMBI (SR28) – Kepala berisik, atau suara bising di dalam kepala, adalah pengalaman yang bisa sangat mengganggu dan membuat frustrasi. Suara ini bisa muncul dalam berbagai bentuk, seperti dengungan, desisan, atau bahkan gemuruh yang terus-menerus. Banyak orang yang mengalami kondisi ini merasa sulit untuk berkonsentrasi dan menjalani aktivitas sehari-hari dengan nyaman. Beberapa penyebab umum dari kepala berisik meliputi stres yang berlebihan, kelelahan fisik atau mental, serta masalah kesehatan tertentu seperti tinnitus. Memahami faktor-faktor ini dapat membantu Anda menemukan cara untuk meredakan gejala yang muncul.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menenangkan pikiran dan meredakan kepala berisik. Pertama, praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi atau pernapasan dalam untuk membantu menenangkan pikiran. Selain itu, melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres. Menghindari kafein dan alkohol juga dapat membantu, karena kedua zat ini seringkali memperburuk kondisi. Jika suara bising terus berlanjut, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan perawatan yang sesuai.
Langkah pertama untuk mengatasi kepala berisik adalah memahami penyebab yang mendasarinya. Stres dan kecemasan sering kali menjadi pemicu utama suara bising di dalam kepala, sehingga saat Anda merasa tegang atau tertekan, suara ini bisa menjadi lebih mencolok. Selain itu, kelelahan fisik atau mental juga dapat memperburuk kondisi ini, menyebabkan otak Anda sulit untuk beristirahat. Dengan mengidentifikasi penyebabnya, Anda dapat menentukan langkah-langkah yang tepat untuk menanganinya, seperti menerapkan teknik relaksasi atau mengatur pola hidup yang lebih sehat.
Tirani dari kata "harus"
Inner critic sering kali berakar dari "keharusan" untuk melakukan sesuatu, karena sudah menjadi tradisi atau norma yang dirimu anggap benar. Aturan ini dapat berasal dari ekspektasi yang mencerminkan standar masyarakat, seperti tentang apa yang harus kamu prioritaskan, bagaimana penampilan yang sesuai standar, dan berbagai seperti apa "seharusnya" diri kamu lainnya. Keharusan ini bertindak sebagai rantai tak kasat mata, mengikat kamu pada cita-cita yang sering kali bukan milik kamu sendiri.
Hasil dari kebiasaan merasa "harus" akibat berbagai faktor eksternal tersebut adalah perasaan tidak mampu, merasa bersalah, dan meragukan diri sendiri secara terus-menerus. Merefleksikan hal-hal yang dianggap keharusan ini dan mempertanyakan asal-usulnya dapat mulai memutus siklus tersebut. Saat kamu mengenali suara inner critic yang berkaitan dengan keharusan ini merupakan harapan eksternal, mulailah memilih aspirasi yang selaras dengan nilai-nilai dalam diri.
Rutin melakulan meditasi
Banyaknya aktivitas yang dilakukan maupun tanggung jawab yang diemban kerap membuat kita bekerja dengan keras. Hingga pada satu titik kita bisa mengalami kejenuhan, burn out, bahkan perasaan tertekan. Isi kepala seolah terasa berisik dengan beragam hal yang sejatinya tidak perlu dipikirkan.
Apabila mengalami hal tersebut, maka kita perlu segera mengatasinya demi kebaikan diri sendiri. Kita bisa melakukan meditasi secara rutin guna menjernihkan pikiran. Lakukan meditasi dengan cara memejamkan mata untuk mempertajam fokus dan memusatkan perhatian guna membuang energi negatif dalam diri. Tindakan demikian membantu kita untuk merasa lebih tenang dan nyaman.
Hindari Kafein dan Alkohol
Kafein dan alkohol dapat memperburuk kondisi kepala berisik, karena keduanya sering memicu kecemasan dan meningkatkan tingkat stres. Ketika Anda mengonsumsi kafein, misalnya, efek stimulannya bisa membuat suara bising di kepala semakin jelas. Demikian pula, alkohol mungkin memberikan efek relaksasi sementara, tetapi setelah itu dapat menyebabkan peningkatan kecemasan. Oleh karena itu, penting untuk mengurangi atau bahkan menghindari konsumsi kedua zat ini, terutama saat Anda merasa stres. Sebagai gantinya, fokuslah pada hidrasi dengan meminum cukup air dan mengonsumsi makanan sehat yang bergizi, yang dapat membantu mendukung kesehatan mental dan fisik Anda secara keseluruhan.